Siang itu tangisan kita
Sofa yang sedikit amblas busanya ini menandakan sudah tidak baru lagi, namun masih nyaman untuknya duduk melepas lelah setelah beberapa jam mengendarai motor supra pinjaman dari seorang temannya.
Saat ini ia (Arief) berada di Rumah teman juga seorang sahabat baiknya, Rina namanya.
Setiap sisi dan sudut ruangan itu nyaris tak sekilaspun terlewat dari pandangannya, terasa tak begitu asing, memang ruangan itu selalu menjadi tempat Rina menerima Arief saat berkunjung "walaupun hanya sebatas bercanda gurau".
Rina adalah adik kelas Arief di Sekolah, yang entah bagaimana awalnya mereka bisa dekat bersahabat dengan Rina dan dua orang lagi sahabat Rina yang memang satu geng dengan Rina.
Tak terasa, dua jam begitu cepat berlalu dengan banyak topik obrolan dan candaan mereka berdua yang terpotong oleh cemilan dan minum mereka yang sudah habis.
Rina pun beranjak dari kursinya
Aku ambil makanan dulu ya, biar tambah seru obrolan kita ! iapun mengangguk spontan tanpa pikir panjang.
Sesaat setelah Rina pergi meninggalkannya, pandangannya masih saja terus melihat seisi ruangan itu sampai akhirnya berhenti pada satu pintu kamar yang persis berada disebelah kiri ia duduk. Arief tau itu kamar Rina.
Rasa ingin taunyapun muncul begitu saja, sambil bergumam dalam hati "seperti apa sih kamar cewek yang suka volly sama suka manjat pohon mangga ini !".
Seketika iapun beranjak dari tempat duduknya, dengan sangat hati-hati berjalan menuju pintu itu.
Kreek... suara kecil pintu kamar saat dibuka yang membuat Arief kaget takut Rina keburu datang.
"Ternyata biasa aja, ga beda jauh dengan kamarku" gumamnya!
Namun memang ada yang beda, bau parfum itu yang biasa Rina pakai terasa jauh lebih menyengat di Kamar ini.
lagi-lagi pandangan Arief terus menyusuri setiap sisi Kamar Rina. Namun pandangannya terhenti saat melihat ada sesuatu yang mengalihkan perhatiannya yang ada diatas bantal pink dengan motif feminim milik Rina.
BERSAMBUNG . . .
0 Response to "Siang itu tangisan kita"
Post a Comment